A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Setiap mikroorganisme mempunyai respons yang berbeda terhadap faktor lingkungan
(suhu, pH, O, salinitas, dsb.).
Tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu minus 50C - 800C, tetapi bagaimanapun juga setiap species mempunyai rentang suhu yang pendek yang ditentukan oleh sensitifitas sistem enzimnya terhadap panas.
Tinggi rendahnya suhu mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dapat tumbuh dalam rentang suhu minus 50C - 800C, tetapi bagaimanapun juga setiap species mempunyai rentang suhu yang pendek yang ditentukan oleh sensitifitas sistem enzimnya terhadap panas.
Bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan pada kisaran suhu
pertumbuhannya, yaitu :
1.Psikrofil adalah
bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 00C - 200C. Suhu optimumnya
sekitar 150C. Karakteristik istimewa dari semua bakteri psikrofil adalah akan
tumbuh pada suhu 0–50C.
2.Mesofil adalah
bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 200C -450C.karakteristik
istimewa dari semua bakteri mesofil adalah kemampuannya untuk tumbuh pada suhu
tubuh (370C) dan tidak dapat tumbuh pada suhu di atas 450C.
Bakteri mesofil dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a.Yang
mempunyai suhu pertumbuhan optimum 20–300C,
termasuk tumbuhan saprofit.
b.Yang
mempunyai suhu pertumbuhan optimum 35–400C,
termasuk organisme yang tumbuh baik pada tubuh inang berdarah panas.
3.Termofil adalah
bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 350C atau lebih.
Bakteri termofil
dapat dibedakan menjadi dua kelompok :
a. Fakultatif
termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu 370C,dengan
suhu pertumbuhan optimum 45–600C.
b. Obligat
termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu di atas suhu 500C, dengan
suhu pertumbuhan optimum di atas 600C.
Perubahan suhu dapat mempengaruhi
:
1.Pertumbuhan : miskin,
banyak,atau mati
2.Perubahan karakteristik
:pembentukan pigmen, misalnya Serratia marcescens, pada suhu kamar merah,
suhu lebih tinggi atau rendah dari suhu kamar, pigmen merah hilang. Produksi
selulosa Acetobacter xylinum pada suhu lebih tinggi dari suhu kamar akan
menurun.
Derajat
keasaman (pH),pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah pentingnya dari pengaruh
temperatur. Rentang pH bagi pertumbuhan bakteri antara 4–9 dengan pH optimum 6,5–7,5.
Selama
pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau turun,bergantung kepada komposisi
medium yang diuraikan. Bila ingin pH konstan selama pertumbuhan harus diberikan
larutan penyangga atau buffer yang sesuai dengan media dan jenis
mikroorganisme.
Kebutuhan
oksigen,oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme karena ada juga kelompok
yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan racun bagi pertumbuhan.
Mikroorganisme
terbagi atas empat kelompok berdasarkan kebutuhan akan organisme, yaitu :
ü
Mikroorganisme aerob yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron
dalam proses respirasi.
ü
Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang tidak memerlukan O2 karena
oksigen akan membentuk H2O2 yang bersifat toksik dan meyebabkan kematian. Mikroorganisme anaerob
tidak memiliki enzim katalase yang dapat menguraikan H2O2 menjadi
air dan oksigen.
ü
Mikroorganisme fakultatif anaerob adalah mikroorganisme yang tetap
tumbuh dalam lingkungan kelompok fakultatif anaerob. Mikroorganisme mikroaerofilik
adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam jumlah terbatas karena jumlah
oksigen yang berlebih akan menghambat kerja enzim oksidatif dan menimbulkan
kematian.
Salinitas
( kadar garam ), berdasarkan kebutuhan garam (NaCl) mikroorganisme dapat dikelompokkan
menjadi :
1.Non halofil
2.Halotoleran
3.Halofil (NaCl 10-15%)
4.Halofil ekstrim
B. KONTROL TERHADAP
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Kontrol
terhadap pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membasmi
mikroorganisme, atau menghambat pertumbuhannya.
C. SYARAT IDEAL MEMILIH SENYAWA
ANTIMIKROBA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ANTIMIKROBA
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih bahan kimia sebagai senyawa antimikroba adalah
sebagai berikut :
1.Memiliki
kemampuan untuk mematikan mikroorganisme dalam konsentrasi rendah pada spektrum
luas, sehingga dapat membunuh berbagai mikroorganisme.
2.Bisa
larut dalam air atau pelarut lain sampai taraf yang diperlukan secara efektif.
3.Memiliki
stabilitas tinggi, jika dibiarkan dalam waktu relatif lama tidak kehilangan
sifat antimikrobanya.
4.Bersifat
letal bagi mikroorganisme, tetapi aman bagi manusia maupun hewan.
5.Bersifat
homogen, sehingga komposisi selalu sama untuk setiap aplikasi dosis takaran.
6.Senyawa tersedia dalam
jumlah besar dengan harga yang pantas.
7.Sifat bahan harus serasi.
8.Dapat menentukan tipe
mikroorganisme yang akan dibasmi.
9.Aman terhadap lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja antimikroba adalah sebagai berikut :
1.Konsentrasi bahan, setiap
mikroorganisme memerlukan konsentrasi yang berbeda untuk senyawa antimikroba
yang sama dalam menghambat atau membunuh.
2.Waktu, setiap
mikroorganisme memerlukan waktu yang berbeda-beda ketikadipaparkan terhadap
suatu senyawa antimikroba untuk dapat menghambat atau mematikan.
3.pH. Konsentrasi ion
hydrogen mempengaruhi peranan bakterisida dengan cara mempengaruhi organisme dan
bahan kimia dalam bakterisida tersebut.
4.Temperatur. Pembunuhan
bakteri oleh bahan kimia akan meningkat dengan suatu peningkatan temperatur.
5.Sifat organisme.
Kemampuan suatu bahan tertentu bergantung pada komponen organisme yang diuji
dengan bahan tersebut.
6.Usia mikroorganisme.
Tingkat kerentanan mikroorganisme sangat ditentukan oleh umur biakan
mikroorganisme.
7.Bahan ekstra. Adanya bahan organik seperti serum, darah atau
nanah mempengaruhi aktivitas beberapa senyawa antimikroba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar